Tetap Terhubung

Contact Form
Edit Template

Mengenal Eating Disorder

Eating disorder merupakan gangguan mental yang ditandai dengan memuntahkan makanan setelah makan, pola makan yang tidak sehat atau tidak wajar. Yang berujung memberikan dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental. Bukan hanya itu saja gangguan makan dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mendapatkan gizi yang cukup dan menghambat kehidupan sehari-hari.

Eating disorder paling sering ditemui pada remaja dan orang dewasa muda. Meski demikian bukan berarti orang tua tak lepas dari resiko gangguan mental ini.

Bila dibiarkan berlarut-larut, gangguan makan bisa menimbulkan bahaya pada organ-organ tubuh seperti Jantung, lambung, dan tulang. Bahkan, juga berisiko mengalami komplikasi yang serius sampai kematian.

Namun apa sih penyebab gangguan makan itu sendiri?, mari kita bahas sama-sama.

Penyebab Eating Disorder

Dari beberapa sumber yang kami baca Faktor penyebab Gangguan Makan secara pasti belum di ketahui, Namun Bisa jadi gangguan makan didasari oleh rasa percaya diri yang rendah, sifat perfeksioni, perilaku impulsif, atau berada dalam sebuah hubungan yang bermasalah, bisa juga karena faktor keturunan dimana keluarga memiliki gangguan makan.

Beberapa penelitian menyimpulkan munculnya gangguan makan didorong oleh lingkungan sekitar. Seperti yang kita tahu, tubuh langsing masih sering dianggap sebagai tubuh yang ideal. Karena itu, orang-orang jadi terdorong untuk melakukan segala sesuatu demi mendapatkan tubuh ideal dengan cepat walau harus memilih cara yang tidak sehat.

Beberapa hal lainnya yang membuat seseorang lebih rentan terkena gangguan makan termasuk:

  • berjenis kelamin wanita,
  • berusia remaja,
  • sedang mengalami stres yang cukup berat,
  • mengidap gangguan mental lainnya seperti gangguan obsesif-kompulsif (ocd),
  • memiliki profesi yang mewajibkan tubuh ideal seperti atlet, aktor, dan model.

Setelah kita mengetahui penyebab gangguan makan, lalu bagaimana gejala gangguan makan itu sendiri?

Berikut merupakan gejala gangguan makan berdasarkan jenisnya

1. Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa merupakan kondisi yang membuat penderitanya enggan makan karena takut berat badannya naik.

Orang-orang dengan kondisi ini umumnya memiliki berat badan yang sangat rendah. Bukan hanya tidak mau makan, pengidap anoreksia berupaya mengontrol berat badannya dengan olahraga berlebihan, minum obat untuk menurunkan berat badannya, bahkan mereka tidak segan-segan untuk memuntahkan makanan setelah makan.

2. Bulimia nervosa

Sama-sama didorong oleh perasaan takut naik berat badan, pengidap bulimia sendiri melakukan makan dalam jumlah banyak, namun diikuti oleh kebiasaan memuntahkan makanan. Gak jarang juga mereka minum obat pencahar atau obat penekan nafsu makan agar berat badannya tidak bertambah.

3. Binge-eating disorder

Binge-eating disorder merupakan tanda yang paling terlihat yakni kecenderungan makan berlebihan tanpa kendali. Makan berlebihan dengan binge-eating disorder sekilas memang mirip. Bedanya, pengidap binge-eating disorder akan terus makan lebih banyak dari yang mereka inginkan meski telah merasa kenyang.

Setelah makan, mereka akan merasa bersalah dengan perilaku tersebut. Namun, mereka tetap tidak melakukan usaha untuk menghentikan kebiasaan itu dan menurunkan berat badannya.

4. Gangguan ruminasi (rumination disorder)

Gangguan ruminasi sendiri merupakan kondisi ketika seseorang berulang kali memuntahkan makanan yang belum dicerna sempurna, lalu mengunyahnya kembali dan menelannya.

Terkadang, perilaku ini juga dilakukan berulang. Setelah dikunyah, makanan tersebut kemudian dimuntahkan kembali.

Biasanya, gangguan ini terjadi pada anak, bayi, atau orang yang lahir dengan cacat intelektual.

5. Pica

Pica merupakan gangguan pola makan yang ditandai dengan kebiasaan mengonsumsi sesuatu yang tidak layak makan. Kondisi ini mirip dengan anak kecil yang suka memasukkan benda-benda ke dalam mulut karena penasaran.

Orang dengan kondisi ini bisa saja makan sesuatu yang bisa mengganggu kesehatan. Contoh benda yang dimakan yaitu tanah, batu, kertas, krayon, rambut, atau kapur dan benda-benda lainnya.

6. Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (ARFID)

Gangguan ini ditandai dengan kebiasaan menghindari makanan dengan karakteristik sensorik tertentu, seperti warna, tekstur, bau, atau rasa.

Sebagai contoh, seorang pengidap ARFID tidak mau makan makanan yang memiliki warna hijau.

Gejala ARFID juga kerap disertai dengan ketakutan berlebihan akan tersedak makanan. Kondisi ini bisa menyebabkan kurangnya asupan gizi tertentu.

Apakah gangguan makan ini bisa di obati?,

Jawabannya “Tentu saja bisa di obati, mengingat dampaknya sangat buruk pada tubuh. Biasanya perawatan untuk gangguan makan melibatkan beberapa pendekatan yang berbeda dimana psikoterap akan membantu untuk mengubah kebiasaan tidak sehat menjadi kebiasaan yang sehat. Namun bila masalah gangguan makan yang terjadi benar-benar serius seperti anoreksia/bulimia biasanya dokter akan menyarankan rawat inap, Selama proses perawatan umumnya Dokter memberikan obat Antidepresan dan Antikecemasan, Dimana obat ini dapat membantu mengatasi gejala depresi atau gangguan kecemasan yang sering kali terkait dengan gangguan makan”

Bagikan ke Temanmu

Postingan populer

  • All Post
  • Kesehatan
  • Lainnya
  • Lifestyle
  • Lingkungan Alam
  • Pendidikan
  • Program
  • Psikologi
  • Serba Serbi Dunia Islam
  • Teknologi
    •   Back
    • Dzikir & Doa bersama
    • Bimbingan Belajar
    • Santunan Yatim
    • Wakaf
    • Saras Lansia
    • Kegiatan Ramadhan
    • Qurban
    • Khitan Massal
    •   Back
    • Kisah Inspirasi

Kategori

Informasi: semua dana donasi yang terhimpun di Yayasan Lazuardi murni disalurkan untuk kepentingan sosial, dan BUKAN untuk tujuan pencucian uang, terorisme, maupun tindak kejahatan lainnya.

Ikuti kami

Copyright © 2024 Yayasanlazuardi Indonesia. All Rights Reserved