Tetap Terhubung

Contact Form
Edit Template

Ketika Anak Malas belajar, Berikut Cara Menyikapinya

Belajar menjadi kegiatan rutin yang perlu dilakukan setiap anak, baik di sekolah maupun di rumah. Kegiatan ini bermanfaat mendukung tumbuh kembang anak secara kognitif dan sosial. Namun, tidak jarang anak mengeluh serta mencari berbagai alasan untuk menghindari kegiatan belajar. Penyebab anak malas belajar tersebut bisa karena tidak suka mata pelajarannya, bingung mulai belajar dari mana, atau bahkan cara belajarnya belum sesuai.

Setiap orang tua tentu ingin tahu bagaimana cara mengatasi malas belajar anak agar si Kecil selalu termotivasi dan semangat mempelajari hal baru. Apalagi saat si Kecil mulai bosan dengan pelajaran-pelajaran yang ia terima di sekolahan.

sebagai orang tua, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak menghadapi rasa malas belajar. Berikut beberapa cara hadapi anak malas belajar,

Cara Hadapi Anak Malas Belajar

1. Kenali Penyebab Malas Belajar

Sebelum mengatasi masalah malas belajar pada anak, orang tua harus mencari tahu apa yang menjadi penyebab anak malas belajar.

Penyebab bisa bervariasi, mulai dari kurangnya minat terhadap pelajaran, terlalu banyak kegiatan ekstrakurikuler, atau gangguan kesehatan seperti kelelahan atau masalah penglihatan. Setelah mengetahui penyebabnya, orang tua dapat mengambil tindakan yang tepat untuk membantu anak.

Selain itu, sebelum mendaftarkan anak ke tempat les, orang tua harus membuka ruang komunikasi dengan anak lebih dahulu. Tujuannya adalah agar orang tua paham betul apa yang membuat anak malas belajar. Beri anak kesempatan untuk menceritakan apa yang ia rasakan terhadap proses belajar, apa kendala yang ia hadapi, serta apa yang ia inginkan untuk membantunya belajar.

Baca juga: Kenali gangguan belajar pada anak.

2. Buat Jadwal Belajar yang Teratur

Membuat jadwal belajar yang teratur dan konsisten dapat membantu anak menjadi lebih disiplin dan terbiasa dengan kegiatan belajar. Cara ini dapat mencakup waktu untuk mengerjakan tugas, membaca buku, atau mempelajari pelajaran baru, jadwal belajar yang teratur juga membantu anak merencanakan kegiatan lainnya dengan lebih baik.

Selain itu orang tua perlu membantu anak mengenali dulu tujuan belajar. Kalau bisa, kaitkan dengan cita-cita atau minat anak.

Sebagai contoh, jika anak ingin menjadi arsitek, ceritakanlah tentang keterkaitan antara tugas-tugas arsitek dengan pelajaran matematika, atau mungkin pelajaran sosial dan sejarah.

3. Temukan Cara Belajar yang Menyenangkan

Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada anak yang suka belajar dengan cara membaca, ada yang lebih suka mendengarkan, dan ada pula anak yang lebih suka belajar melalui praktek. Dengan mengenali gaya belajar anak, orang tua akan lebih mudah memodifikasi materi dan sistem belajar agar sesuai dengan kebutuhan anak.

Tidak hanya itu saja,orang tua dapat mengubah suasa belajar anak contohnya mengajak anak ke museum untuk belajar sejarah, ke kebun binatang untuk mempelajari fauna, ke taman kota untuk belajar flora, atau ke pusat edukasi ramah anak lainnya.

4. Berikan Motivasi

Motivasi bisa menjadi kunci sukses dalam belajar. Ajari anak bahwa mereka harus menyelesaikan pekerjaannya sebelum mereka dapat melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan. 

Kurangnya motivasi pada anak dapat menjadi salah satu masalah penyebab timbulnya rasa malas pada anak ketika belajar. Anak akan mengabaikan terkait nilai buruk, penundaan, tidak bekerja, atau tidak peduli dengan masa depan.

Orang tua dapat memberikan motivasi pada anak dengan memberikan pujian dan penghargaan atas prestasi yang mereka raih.

Selain itu, orang tua juga dapat membantu anak menemukan tujuan dan impian mereka sehingga mereka memiliki alasan yang kuat untuk belajar dengan giat.

5. Libatkan Anak dalam Pembelajaran

Melibatkan anak dalam proses belajar dapat membuat mereka lebih bersemangat dan berpartisipasi secara aktif. Orang tua dapat membantu anak memilih topik yang menarik bagi mereka, meminta mereka untuk memimpin mendiskusikan suatu hal menarik di rumah, atau mengajak mereka berkunjung ke tempat-tempat yang terkait dengan pelajaran yang sedang anak pelajari.

Dengan cara ini, anak akan merasa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar.

 6. Hargai proses belajar, hindari terlalu fokus pada prestasi

Tidak sedikit orang tua yang tidak sadar bahwa menunjukkan ekspresi kekecewaan ketika nilai ujian anak tidak memuaskan merupakan hal yang menyakitkan bagi anak. Anak akan menganggap dirinya tidak mampu, sehingga tidak menghargai usahanya sendiri.

Orang tua perlu memberi penghargaan saat anak menunjukkan ketertarikan dan kemajuan dalam proses belajar, sekecil apa pun itu. Penghargaan terhadap proses belajar, bukan pada hasil, dapat membangun iklim belajar yang menyenangkan bagi anak.

Perlu kita kketahui pada dasarnya, setiap anak merupakan pribadi yang unik. Orang tua perlu mengenali dan memahami karakter anak agar dapat mendampingi proses belajarnya dengan optimal. Yang terpenting, orang tua perlu mendorong anak untuk belajar karena kebutuhan, bukan karena keharusan.

Bagikan ke Temanmu

Postingan populer

  • All Post
  • Kesehatan
  • Lainnya
  • Lifestyle
  • Lingkungan Alam
  • Pendidikan
  • Program
  • Psikologi
  • Serba Serbi Dunia Islam
  • Teknologi
    •   Back
    • Dzikir & Doa bersama
    • Bimbingan Belajar
    • Santunan Yatim
    • Wakaf
    • Saras Lansia
    • Kegiatan Ramadhan
    • Qurban
    • Khitan Massal
    •   Back
    • Kisah Inspirasi

Kategori

Informasi: semua dana donasi yang terhimpun di Yayasan Lazuardi murni disalurkan untuk kepentingan sosial, dan BUKAN untuk tujuan pencucian uang, terorisme, maupun tindak kejahatan lainnya.

Ikuti kami

Copyright © 2024 Yayasanlazuardi Indonesia. All Rights Reserved