Tetap Terhubung

Contact Form
Edit Template

7 Fakta Tragedi Pemberontakan G30S-PKI, Sejarah lampau Bangsa Indonesia

Banyak tragedi kelam yang dialami Indonesia, bahkan memasuki ranah pelanggaran HAM. Salah satu tragedi yang tak pernah terlupakan oleh bangsa Indonesia adalah pemberontakan G30s PKI.

Peristiwa nahas yang mampu mencatat sejarah kelam bangsa ini, terutama dalam dunia perpolitikan di Indonesia saat itu.

G30 s PKI dilatarbelakangi oleh persaingan politik, karena PKI sebagai kekuatan politik merasa khawatir dengan kondsi kesehatan Presiden Soekarno yang memburuk.

Pada saat itu, tepatnya di awal Agustus 1965. Presiden Soekarno tiba-tiba pingsan setelah berpidato. Sehingga memicu berbagai pertanyaan mengenai pengganti Presiden Soekarno.

Hal inilah yang menyebabkan persaingan antara PKI dengan TNI, dan menimbulkan korban dikalangan petinggi militer.

Selain itu berbagai kebijakan yang diusulkan PKI diterima dan diterapkan seperti: mempersenjatakan Angkatan V (Buruh Tani) untuk menghadapi konfrontasi dengan Malaysia, serta pembubaran Masyumi karena dianggap bertanggung jawab atas peristiwa PRRI/Persemesta.

Lalu bagaimana fakta peristiwa G30s PKI

Tragedi ini sebenarnya terjadi selama 2 hari yaitu pada tanggal 30 September 1965 yang merupakan kegiatan kordinasi dan persiapan, serta tanggal 1 Oktober 1965 dinihari kegiatan pelaksanaan penculikkan dan pembunuhan.

Berikut 7 fakta tragedi G30S-PKI yang patut kita ketahui :

1. Gerakan 30 September 1965 ini berada dibawah pimpinan Letkol. Untung dari Komando Balation I resimen Cakrabirawa

2. Dalam aksi penculikan ini, Letkol Untung menunjuk Lettu Dul Arief menjadi ketua pelaksanaan penculikkan.

3. Pasukan bergerak mulai pukul 03.00, enam Jendral menjadi korban penculikkan dan pembunuhan yakni:

– Letjen. Ahmad Yani,
– Mayjen. R. Soeprapto,
– Mayjen. Harjono,
– Mayjen. S. Parman,
– Brigjen D.I. Panjaitan
– Brigjen Sutoyo
– Lettu Pirre Tandean.

Keseluruhan korban penculikan tersebut, dimasukan ke dalam lubang di kawasan Pondok Gede, Jakarta.

4. Satu Jenderal selamat dalam penculikkan ini yakni Jendral A.H. Nasution, namun putrinya menjadi korban yakni Ade Irma Suryani serta ajudannya Lettu. Pierre Tandean.

5. Korban lain ialah, Brigadir Polisi K.S. Tubun wafat ketika mengawal rumah Dr. J. Leimana.

6. Gerakan ini menyebar juga di Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta, Kolonel Katamso dan Letkol. Sugiono menjadi korban karena tidak mendukung gerakan ini.

7. Setelah berhasil menculik dan membunuh petinggi AD, PKI menguasai gedung Radio Republik Indonesia (RRI). Dan mengumumkan sebuah Dekrit yang diberi nama Dekrit no.1, yakni pernyataan bahwa gerakan G30S adalah upaya penyelematan negara dari Dewan Jendral yang ingin mengambil alih negara.

Dari siaran melalui RRI tersebut menimbulkan pertanyaan dari masyarakat kemana para petinggi Angkatan Darat tersebut? tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Pertanyaan lainnya ialah siapa yang mengaku dirinya Dewan Revolusi yang menyiarkan berita tentang dekrit No 1?.

Lantas Mayjen Soeharto sebagai Panglima Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat) setelah menerima laporan serta membuat perkiraan, Soeharto mengambil kesimpulan bahwa para perwira tinggi itu telah diculik dan dibunuh.

Kemudian, Mayjen Soeharto langsung mengambil alih pimpinan Angkatan Darat guna menindaklanjuti persitiwa yang terjadi di tanggal 30 September tersebut.

Sehingga pada tanggal 2 Oktober ketujuh korban pemberontakan G30S-PKI di temukan di kawasan yang dekat juga dengan Halim Perdanakusuma yakni Lubang Buaya, Jakarta Timur. Dan dilakukan pengangkatan jenazah pada tanggal 4 Oktober.

Bagikan ke Temanmu

Postingan populer

  • All Post
  • Kesehatan
  • Lainnya
  • Lifestyle
  • Lingkungan Alam
  • Pendidikan
  • Program
  • Psikologi
  • Serba Serbi Dunia Islam
  • Teknologi
    •   Back
    • Dzikir & Doa bersama
    • Bimbingan Belajar
    • Santunan Yatim
    • Wakaf
    • Saras Lansia
    • Kegiatan Ramadhan
    • Qurban
    • Khitan Massal
    •   Back
    • Kisah Inspirasi

Kategori

Informasi: semua dana donasi yang terhimpun di Yayasan Lazuardi murni disalurkan untuk kepentingan sosial, dan BUKAN untuk tujuan pencucian uang, terorisme, maupun tindak kejahatan lainnya.

Ikuti kami

Copyright © 2024 Yayasanlazuardi Indonesia. All Rights Reserved